Pemkab Tanah Datar Sumbar Siapkan BLT Petani yang Gagal Panen Akibat Erupsi Gunung Marapi

Petani Disekitar Gunung Marapi Sumatera Barat

TANAH DATAR, AmiraRiau.com – Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat menyiapkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk petani yang gagal panen akibat dampak erupsi Gunung Marapi.

“Sekarang kita masih mendata lahan dan petani yang terdampak erupsi Marapi,” kata Bupati Tanah Datar, Eka Putra dilansir, Kompas.com, Senin (22/1/2024).

Eka mengatakan, BLT akan dianggarkan melalui dana Biaya Tak Terduga (BTT) yang skema bantuannya sedang diformulasikan. “Sambil mendata, kita juga sedang susun formulasi bentuk BLT-nya. Apakah per orang, atau lahan yang terdampak gagal panen. Ini sedang kita formulasikan,” kata Eka.

Menurut Eka, pembagian BLT tergantung ketersediaan dana BTT Pemkab Tanah Datar. “Jumlahnya mungkin kecil ya, tapi tujuan kita memang untuk meringankan bebas warga yang gagal panen akibat erupsi Marapi itu,” kata Eka lagi.

Eka menyebut, berdasarkan data terakhir terdapat 950 hektar lahan pertanian dan perkebunan yang gagal panen mulai dari padi, jagung, sayur dan lainnya. “Sedangkan petaninya ada sekitar 3.000 orang. Itu data minggu lalu. Sekarang petugas masih mendata,” kata Eka.

Eka mengungkap, lahan yang terdampak itu berada di sekitar Gunung Marapi yang terletak di tiga kecamatan, yaitu Pariangan, X Koto, dan Batipuh. “Yang terdampak parah itu ada di tiga kecamatan ya. Itu yang terdekat dengan Marapi,” kata Eka.

Menurut Eka, petani merugi akibat gagal panen itu. Namun dia belum bisa menaksir kerugian yang dialami warga. “Hingga sekarang, Pemkab Tanah Datar masih mendata lahan petani yang terdampak erupsi Marapi ini,” sambung Eka. Eka menyebut, dengan terus meningkatnya aktivitas Marapi menyebabkan warga banyak yang meninggalkan lahannya.

“Selain karena gagal panen, warga tentu lebih mengutamakan keselamatannya sehingga lahannya tidak lagi diolah,” kata Eka. Gunung Marapi erupsi pada 3 Desember 2023 lalu yang menyebabkan 24 orang warga meninggal dunia. Marapi yang awalnya berstatus waspada, naik level menjadi siaga pada 9 Januari 2024 karena ada peningkatan aktivitas. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan warga agar menjauh dalam radius 4,5 kilometer dari kawah.***

gambar