Pekanbaru (AmiraRiau.com) – Pagebluk yang masih saja terjadi di Pekanbaru dan seluruh dunia belun juga usai. Tak hanya sektor kesehatan, ekonomi, pendidikanpun turut terkena imbasnya. Sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat, sekolah tatap muka ditiadakan, digantikan dengan belajar daring atau luring.
Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru juga menerapkan proses pembelajaran kombinasi daring dan luring. Siswa tetap belajar meskipun dari rumah tanpa tatap muka dengan guru.
“Kebijakan pembelajaran daring disesuaikan dengan kemampuan masing-masing sekolah. Untuk daerah tertentu masih tetap dilakukan pembelajaran offline dengan melakukan kunjungan di salah satu rumah siswa yang dibatasi jumlahnya dan berada di satu lingkungan. Saat ini tatap muka di sekolah tidak diperbolehkan,” jelas Ismardi Ilyas selaku Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru.
“Terkait nilai yang harus diolah oleh guru, kita tidak bisa memaksakan. Pengumpulan tugas siswa juga tidak bisa dipaksakan namun kita kembalikan kepada guru masing-masing. Guru juga tidak dituntut untuk mengolah nilai denan sempurna, sesuaikan saja dengan kemampuan orang tua, guru, dan sekolah,” imbuh Ismardi.
Untuk pemberian tugas, Ismardi Ilyas juga menghimbau untuk tidak terlalu banyak memberikan tugas kepada siswa karena masih banyak persoalan yang harus dipecahkan mulai dari permasalahan ekonomi, kesibukan orang tua, juga kejenuhan anak dalam mengerjakan tugas. Stratifikasi orang tua juga berbeda satu dengan yang lainnya. Ada orang tua ynag fokusnya untuk mencari penghidupan sehingga tidak ada waktu atau tidak sanggup lagi memikirkan tugas sekolah anak.
“Kita berharap ada inovasi seperti visitasi yang dilakukan oleh guru, tentu dengan memperhatikan protokol kesehatan seperti yang dilakukan di Ponorogo,” imbuh Ismardi.
Dalam melaksanakan pembelajaran daring, pemerintah berupaya untuk memberikan keringanan dengan bantuan kuota internet. Sekolah akan mendaftar nomor orang tua, siswa dan guru yang akan doidaftarkan ke Dapodik Pusat utnuk diisi kuota internet seperti yang direncanakan oleh Nadiem Makarim.
“Mengenai kartu internet yang dibagi-bagi kesekolah oleh beberapa provider, hal itu merupakan bantuan dari provider tertentu sekedar untuk mempermudah siswa dan guru. Tidak ada indikasi proyek di dalamnya. Bila tidak berkenan untuk dipakai, maka tidak bermasalah,” tutup Plt Kepala Dinas Kota Pekanbaru tersebut.

