Oleh
Hasrul Sani Siregar, MA
Alumni Hubungan Antarabangsa IKMAS, UKM, Selangor Malaysia
TIGA negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunai Darussalam menempati satu pulau yang disebut dengan pulau Kalimantan. Sebutan Pulau Kalimantan merujuk kepada wilayah Indonesia. Pulau Kalimantan juga dikenali sebagai “pulau seribu sungai“.
Oleh Malaysia dan Brunai Darussalam sendiri menyebutnya sebagai Borneo merujuk kepada wilayah Malaysia Timur (Sabah dan Sarawak) dan juga negara Brunai Darussalam. Oleh sebab itu disebut dengan satu pulau Kalimantan (Borneo) ditempati oleh tiga negara. Apapun sebutannya pulau yang terbesar ketiga di dunia ini dimiliki dan terbagi oleh tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunai Darussalam yang memiliki perbatasan langsung baik daratan maupun lautan.
Ketiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunai Darussalam tidak dapat dipisahkan secara sosial dan budaya, namun dipisahkan secara politik dan ekonomi serta memiliki kedaulatan masing-masing atas negaranya di wilayah tersebut Pulau Kalimantan (Borneo).
Secara daratan Indonesia dan Malaysia memiliki perbatasan langsung yaitu di Entikong, Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia timur. Jalur darat ini dikenal dengan sebutan jalur sutera karena keberadaan jalur tersebut dimanfaatkan sebagai pintu gerbang keluar masuk orang, jasa dan barang dari Indonesia ke Malaysia atau begitu juga sebaliknya. Ini merupakan perbatasan langsung yang mobilitasnya sangat sibuk diantara kedua negara, Indonesia dan Malaysia Tidak saja perbatasan daratan saja, perbatasan laut juga dimiliki antara Indonesia dan Malaysia.
Pulau Sebatik termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Sebatik yaitu kecamatan paling timur di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara yang bagian selatannya dimiliki oleh Indonesia, sementara di bagian utaranya dimiliki oleh Malaysia Timur.
Maka tak heran ada satu rumah yang ruang tamunya merupakan wilayah Indonesia dan dapurnya masuk wilayah Malaysia Timur. Sebab, rumah tersebut terletak persis di garis patok III Desa Aji Kuning, Pulau Sebatik, Nunukan Provinsi Kalimantan Utara yang persis berada di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia. Tentu itu merupakan keunikan tersendiri yang dimiliki oleh kedua negara yang berbatasan yaitu Indonesia dan Malaysia.
Namun setelah dilakukan perundingan dan pengukuran kembali wilayah (rumah) tersebut sudah menjadi wilayah Indonesia. Mobilitas perekonomian atas barang, orang dan jasa semakin meningkat di wilayah perbatasan diantara kedua negara jiran tersebut. Kerjasama wilayah di kedua negara khususnya di wilayah perbatasan akan semakin meningkat dan ini dapat saling menguntungkan di kedua belah pihak.
Antara Indonesia dan Malaysia masih ada lagi sengketa setelah Sipadan-Ligitan selesai yaitu kepemilikan pulau Ambalat dan Ambalat Timur yang masih dalam hal perundingan kedua negara. Isu-isu perbatasan oleh kedua negara selalu menjadi masalah yang harus dapat diselesaikan melalui meja perundingan.
Sengketa pulau Ambalat dan Ambalat Timur harus menjadi prioritas utama dalam menjaga kedaulatan Indonesia dan menjaga pulau-pulau terluar dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perundingan secara bilateral antara Indonesia dan Malaysia mengenai pulau tersebut perlu ditingkatkan agar masalah tersebut dapat diselesaikan secara diplomatic dan menguntungkan oleh kedua belah pihak yaitu Indonesia dan Malaysia.
Sebagai negara Kepulauan, Indonesia dan Malaysia memiliki kepentingan yang sangat besar terhadap wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar yang ada khususnya yang berbatasan langsung dengan Malaysia Timur yaitu Sabah dan Sarawak serta membangun kerjasama dengan negara Brunai Darussalam yang juga satu pulau yaitu pulau Kalimantan (Borneo).
Kerjasama wilayah antara Indonesia khususnya Provinsi yang ada di Pulau Kalimantan, Malaysia Timur (Sabah dan Sarawak) serta negara Brunai Darussalam memungkinkan dilakukan mengingat jarak dan wilayah yang tidak begitu jauh dan wilayah yang saling berdekatan. Tentu melihat prospek kerjasama wilayah di tiga negara tersebut akan meningkatkan konektivitas kerjasama di berbagai sektor seperti yang sudah dilakukan dalam kerjasama tiga negara (Growth Triangles) yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura Growth Triangles (IMS-GT) dan juga Indonesia, Malaysia dan Thailand (IMT-GT).
Kerjasama Borneo Growth Triangles antara Indonesia, Malaysia dan Brunai Darussalam merupakan prospek yang sangat baik mengingat berbagai faktor sangat mendukung untuk dilakukan. ***

