Sempat Ricuh, Ribuan Mahasiswa Unri Demo Rektor Protes Uang Kuliah Mahal

Mahasiswa Unri Demo Rektor Protes Uang Kuliah (UKT)

PEKANBARU, AmiraRiau.com – Ribuan mahasiswa Universitas Riau (Unri) menggelar aksi unjuk rasa dan solidaritas terkait mahalnya biaya uang kuliah tunggal (UKT) dan iuran pengembangan institusi (IPI). Aksi unjuk rasa dilaksanakan di depan gedung rektorat, Selasa (14/5/2024).

Aksi itu dilakukan sebagai buntut dilaporkannya mahasiswa Fakultas Pertanian Unri Khariq Anhar. Dia dilaporkan oleh Rektor Unri Sri Indarti atas dugaan pencemaran nama baik ke Polda Riau.

Presiden Mahasiswa Universitas Riau Muhammad Ravi mengatakan ada sejumlah tuntutan yang disampaikan. Salah satunya yakni terkait desakan untuk mencabut putusan uang Uang Kuliah Tunggal (UKT) tahun 2024.

“Hari ini kita bersama-sama datang ke rektorat sebagai bentuk kepedulian kami terhadap dunia Pendidikan. Kami peduli dengan Universitas Riau, oleh sebab itu kajian strategis ini kami buat untuk menyampaikan keresahan kami. Hari ini juga kami sampaikan apa pandangan terbaik kami,” ujar Presiden Mahasiswa Universitas Riau Muhammad Ravi, Selasa (14/5/2024).

Ia mengatakan melihat banyaknya permasalahan yang ada di Universitas Riau, aliansi mahasiswa Universitas Riau menyampaikan lima tuntutan.

“Pertama kami menuntut dan mendesak Rektor Universitas Riau mencabut putusan Uang Kuliah Tunggal (UKT) tahun 2024 dan mengembalikan kepada peraturan sebelumnya,” tegas Ravi.

Kedua menuntut dan mendesak Rektor Universitas Riau untuk menjamin kebebasan berpendapat mahasiswa Universitas Riau.

“Ketiga menuntut dan mendesak Rektor Universitas Riau mencabut kembali kebijakan terkait penerapan Iuran Pengembangan Institusi (IPI),” ungkapnya.

Kelima menuntut dan mendesak Rektor Universitas Riau untuk melakukan transparansi dalam proses penentuan nominal Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan luran Pengembangan Institusi (IPI).

“Menuntut dan mendesak Rektor Universitas Riau memperbaiki sistem digital penerapan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada website pendaftaran ulang mahasiswa baru,” pungkasnya.

Aksi Nyaris Ricuh

Aksi unjuk rasa tersebut nyaris ricuh. Pasalnya, ribuan mahasiswa memaksa masuk ke gedung rektorat untuk bertemu dengan sang rektor. Walaupun dikawal ketat pihak keamanan dan kepolisian, jumlah massa yang tak seimbang, membuat pengamanan di gerbang rektorat dapat ditembus mahasiswa.

Sebagian besar dari mereka menerobos masuk menduduki gedung rektorat itu. Akhirnya, setelah bertemu rektor, mahasiswa yang hadir meminta rektor menandangani surat pernyataan dan kesepakatan yang telah mereka buat.

Salah satu tuntutan yang diajukan mahasiswa adalah kebebasan untuk menyampaikan pendapat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Demo Mahasiswa Unri Berakhir Mediasi

Setelah melalui serangkaian aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak pagi, akhirnya mahasiswa Universitas Riau mencapai kesepakatan dengan rektorat melalui mediasi dan penandatanganan Pakta Integritas.

Presiden Mahasiswa Universitas Riau Muhammad Ravi mengatakan, mediasi ini diikuti dewan mahasiswa, rektor Universitas Riau, dan Kapolresta Pekanbaru. Dalam mediasi tersebut ada beberapa poin yang disepakati.

1. Penerapan dan implementasi kebijakan tidak akan mencabut peraturan yang sudah ada, karena hal tersebut berkaitan dengan kementerian. Namun, akan disesuaikan dengan kelompok untuk Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang sudah disepakati dalam rapat DPH dengan seluruh dekan, dengan maksimal UKT 7 kecuali untuk program studi kedokteran.

2. Rektor menjamin kebebasan berpendapat sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Mahasiswa dapat menyampaikan aspirasinya secara bebas dan bertanggung jawab.

3. Rektor berkomitmen untuk melakukan perbaikan sistem digitalisasi UKT pada web pendaftaran, sehingga proses pendaftaran dan pembayaran UKT dapat berlangsung dengan lebih transparan dan akuntabel,” jelasnya.

4. Rektor akan menerapkan transparansi dalam penetapan UKT, sehingga mahasiswa dapat memahami dasar pertimbangan penentuan besaran UKT.***

Penulis: Ady, Editor: Alseptri Ady

gambar