(Sebuah Catatan Ringan di HUT Sumpah Pemuda)
Oleh Chaidir
DHIKA Pacu Jalur dalam usianya yang masih sangat muda, 11 tahun, telah menjadi selebritis dunia. Nama aslinya sebenarnya Rayyan Arkan Dhika, tapi media sering menulisnya dengan Dhika Pacu Jalur atau juga Dhika Aura Farming. Begitulah media memanjakan sang pesohor dengan nama-nama julukan yang berkaitan dengan peristiwa yang melambungkan nama sang pesohor.
- Baca Juga Sayonara KPK
Fenomena unik di Lomba Pacu Jalur tahunan tahun 2025 di Teluk Kuantan, Kuantan Singingi, Riau telah melambungkan nama Dhika ke tingkat dunia. Fenomena itu adalah tren media sosial “aura farming” sebuah istilah gaul Generasi Z dan Alpha. Seorang anak kecil yang disebut Togak Luan atau penari jalur, berdiri di haluan perahu (jalur) yang sedang melaju sambil menari menampilkan aksi percaya diri dengan tenang; gerakan tarinya tak berlebihan, tak terkesan mengada-ada seperti sedang membuat konten viedo. Dan Rayyan Arkan Dikha adalah si penari jalur itu.
Dhika disebut warganet dunia sebagai contoh paling pas untuk istilah "aura farming", menggambarkan seseorang yang memancarkan aura positif dan percaya diri melalui tindakan, pose, gaya alami, tanpa terlihat berusaha terlalu keras. Dhika sendiri tidak bermaksud membuat video dirinya, dia tidak menari untuk kamera. Urusannya hanya tegak berdiri di haluan perahu jalur yang sedang melaju kencang sambil menari dan menjaga keseimbangan. Dhika melakukan sesuatu yang sangat keren tanpa berusaha terlihat keren. Video Dhika yang menari di atas haluan perahu jalur, rupanya diedit oleh warganet, dengan musik latar dan filter, menjadi viral di TikTok. Video “aura farming dance” menjadi tren global, direplikasi oleh selebriti dan atlet dunia seperti Travis Kelce (bintang NFL – Liga Basket terkenal di Amerika), Alex Albon (pembalap F1), dan penyanyi rap Amerika Melly Mike. Para bintang sepakbola klub profesional papan atas PSG dari Prancis hingga AC Milan di Italia tak mau ketinggalan ikut menari gaya Dhika.
Kini Dhika makin keren, ia menjadi model video musik penyanyi top India Zahrah Khan dengan lagu Aura Farming. Video musik berdurasi 2 menit 30 detik itu telah tayang di kanal T-Series dan langsung meraih jutaan penonton dalam dua hari. Seperti dimuat timesindonesia.co.id 19 Oktober beberapa hari lalu, kolaborasi dua bintang tersebut juga diunggah Zahrah Khan di akun media sosialnya @zarakhan. Pada unggahannya itu, Zahrah tampak asik menari bersama Dhika. Kerennya lagi, tulis timesindonesia.co.id, Dhika tampak santai tanpa menunjukkan rasa canggung.
Kolaborasi bersama Zahrah Khan adalah kesempatan kedua Dhika tampil bersama bintang dunia setelah sebelumnya berkolaborasi langsung dengan Melly Mike di Festival Pacu Jalur 2025. Ia menari di atas perahu pacu menggunakan lagu rap Amerika "Young, Black & Rich" yang dinyanyikan oleh Melly Mike sebagai musik latar.
Lantas Fania? Siapa Fania? Nama lengkapnya Fania Hafila, seorang gadis kecil imut-imut budak asli Bengkalis, Riau. Ayahandanya Ir Firdaus Latif adalah karyawan Dinas Pekerjaan Umum Riau pada masanya. Dan Fania adalah cucu kandung dari H Abdul Latif, Ketua DPRD Kabupaten Bengkalis pada masanya. Yang membuat Fania istimewa adalah pada tahun 2005, di usia 10 tahun, Fania Hafila, berkesempatan mewakili Indonesia untuk mengikuti IBLA Grand Prize International Music Competition yang diselenggarakan di Ragusa Ibla, Sicilia, Italia. Kompetisi ini merupakan ajang bergengsi yang mempertemukan para musisi termasuk musisi cilik dari berbagai belahan dunia, mencakup hampir seluruh instrumen musik. Fania adalah seorang pemain piano cilik andalan Indonesia.
Pemain piano cilik adalah istimewa, mewakili Indonesia sebagai pemain piano cilik di ajang bergengsi di Italia tentu sangat istimewa. Dan Fania memiliki talenta yang sangat istimewa itu. Atas talenta yang dimiliki, penulis yang sedang menjabat sebagai Ketua DPRD Provinsi Riau ketika itu memberi apresiasi tidak dalam bentuk materi, tapi dalam bentuk kebanggaan dengan menghadirkan Fania Hafila dalam Rapat Paripurna DPRD Provinsi Riau untuk unjuk kebolehan memainkan piano dengan membawakan beberapa aransemen musik.
Atas penampilan yang mengesankan di Sicilia Italia, Fania diundang untuk bergabung dalam simfoni antar bangsa untuk tampil di Vienna Austria, sayang sekali karena harus mengikuti Ujian Akhir Nasional di Sekolah Dasar, ia batal mengikuti even internasional di Austria tersebut.
Dalam komunikasi jarak jauh, penulis menanyakan apa kesan Fania tampil di Italia 20 tahun silam? “Mengikuti ajang ini memberikan pengalaman berharga bagi saya untuk berinteraksi dengan musisi dari berbagai negara, masing-masing dengan gaya dan pendekatan musikalitas yang unik. Dari pengalaman tersebut, saya belajar bukan hanya tentang teknik dan interpretasi musik, tetapi juga tentang keberagaman budaya dan cara pandang terhadap seni yang memperkaya perjalanan musikal saya hingga saat ini.”
Tapi Fania ternyata tidak hanya memiliki talenta di bidang musik, ia juga punya prestasi akademis yang bagus. Fania berhasil meraih S1 Arsitektur di Institut Teknologi Bandung (ITB). Dan sekarang tunak sebagai seorang arsitek. Di bawah perusahaan tempat ia bergabung, Fania sukses membuat perencanaan dari banyak portofolio yang mereka miliki.
Fania dan Dhika adalah cermin kehidupan kita. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari perjalanan mereka. Dengan tersedianya dukungan beasiswa dari berbagai pihak, Dhika bintang muda kita yang sedang naik daun memiliki peluang untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih berkualitas guna menyongsong masa depan yang penuh tantangan. Fania sudah membuktikan, pendidikan lebih utama daripada terbius dalam popularitas sesaat.***
(Dr. drh. H. Chaidir, MM, Penulis; Ketua Umum Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau – FKPMR; Ketua DPRD Provinsi Riau dua periode 1999-2004 dan 2004-2008)