PEKANBARU, AmiraRiau.com - Adanya rencana dibentuknya Kodam XIX yang membawahi Propinsi Riau dan Kepulauan Riau mendapat dukungan dari Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR). Bahkan FKPMR juga menyampaikan Pokok Pikiran dan surat rekomendasi usulan nama untuk Kodam XIX yang akan dibentuk tersebut.
Surat FKPMR bernomor 314/FKPMR/XII/2024 ditujukan kepada Presiden RI, Panglima TNI serta Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
Dalam surat tersebut Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR) mengusulkan 4 nama untuk diabadikan sebagai nama Kodam XIX yang membawahi Provinsi Riau dan Kepri yaitu:
1. KODAM LANCANG KUNING
2. KODAM HANG TUAH
3. KODAM SULTAN SYARIF KASIM II
4. KODAM TUANKU TAMBUSAI
Selain itu surat FKPM juga Menyampaikan Pokok-Pokok Pikiran atas rencana dibentuknya Kodam XIX di Wilayah Riau- Kepri. Sebagai langkah awal rencana tersebut, pada awal September 2021 LITBANG PUSTERAD telah mengirim kuesioner dalam rangka mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dan bertatap muka langsung dengan beberapa komponen di Riau, antara lain dengan mantan Gubri Birgjen TNI (Purn) H. Saleh Djasit, SH, Ketua Umum FKPMR Dr. drh. H. Chaidir, MM dan Ketua MKA LAM Riau. Tim LITBANG PUSTERAD dipimpin langsung oleh Direktur LITBANG PUSTERAD Brigjen TNI Ahmad Faizal, S.Sos., M.Sc. atas pertemuan tersebut FKPMR menyampaikan 12 Pokok Pikiran yaitu:
Pokok-pokok Pikiran FKPMR
1. Satuan teritorial TNI AD jelas memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas keamanan dan pertahanan serta membantu pembangunan di daerah. Satuan territorial TNI adalah ujung tombak TNI-AD dalam mewujudkan kemanunggalan TNI dan rakyat.
2. Ke depan kita tidak lagi berhadapan dengan perang konvensional, tapi perang kotemporer yang menyerang Tata Kehidupan Berbangsa dan Bernegara pada berbagai dimensi IPOLEKSOSBUD. Perang kontemporer (perang modern) dapat mengancam suatu negara secara dahsyat karena memiliki spektrum yang luas. Ancaman perang modern tidak hanya berbentuk serangan bersenjata, tetapi juga perang pemikiran dan pembangunan opini (proxy war).
3. Pembinaan territorial TNI AD sangat banyak membantu memberikan support dalam percepatan pembangunan di daerah.
4. Dihadapkan dengan eskalasi Ancaman Tantangan Hambatan dan Gangguan (ATHG), kita memerlukan personil satuan territorial lebih banyak agar terwujud iklim yang lebih kondusif untuk mempercepat pembangunan. Kebebasan berserikat, berkumpul dan kebebasan menyatakan pendapat di era demokrasi dewasa ini seringkali dimaknai secara berlebihan sehingga adakalanya menimbulkan perbedaan persepsi, perbedaan interpretasi dan miskomunikasi di tengah masyarakat. Hal tersebut diperburuk pula masih lemahnya budaya literasi masyarakat kita pada umumnya.
5. Kondisi wilayah Provinsi Riau dan Provinsi Kepri yang bertetangga dekat dengan Singapura dan Malaysia, bahkan juga dengan Thailand dan Vietnam, menyebabkan hubungan/interaksi masyarakat di wilayah ini sangat lancer seperti tidak ada batas sama sekali. Hal ini tentu saja Rawan disusupi/infiltrasi terbuka maupun tertutup.
6. Selama ini putra-putri asli tempatan Riau jarang berkesempatan mengikuti pendidikan bintara dan akademi TNI AD. Dengan berdirinya Kodam di Riau, peluang itu akan terbuka lebar.
7. Dalam catatan sejarah kemerdekaan RI, Sultan Syarif Kasim II sebagai Raja Kesultanan Siak yang wilayahnya meliputi seluruh wilayah Riau sekarang dan beberapa kawasan lain di Sumatera menyerahkan sumbangan dana segar untuk Republik Indonesia yang diserahkan langsung kepada Presiden Ir. Soekarno sejumlah 13 juta Gulden, yang jumlahnya sangat besar dan sangat berarti bagi Republik Indonesia.
8. Di samping Sultan Syarif Kasim II yang dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional, Riau juga memiliki Pahlawan Nasional lain yang perjuangannya melawan penjajah Belanda tercatat dengan tinta emas karena semangat perlawanannya yang pantang menyerah, yakni Tuanku Tambusai.
9. Provinsi Riau memiliki asset penting sumber daya perekonomian nasional yang menjadi modal dasar keunggulan kompetitif Indonesia di dunia internasinal, yakni berupa bahan tambang migas (26 persen produksi minyak nasional berasal dari penambangan minyak Blok Rokan yang berada dalam wilayah Provinsi Riau). Riau juga memiliki industry kehutanan raksasa yakni PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) dan Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang disebut terbesar di Asia Tenggara; kedua industry ini masing-masing memiliki ratusan ribu hektar Hutan Tanaman Industri. Riau juga memiliki aset berupa kebun sawit terluas di Indonesia (40 persen produksi minyak sawit mentah berasal dari Riau). Pelabuhan Samudra Dumai merupakan pelabuhan strategis di wilayah barat Indonesia.
10. Pantai terpanjang dari Selat Melaka yang merupakan selat teramai di dunia berada dalam wilayah pesisir Provinsi Riau, namun sekaligus rawan penyelundupan narkoba maupun komoditi perdagangan strategis.
11. Rencana pembangunan jembatan yang melintasi Selat Melaka, yang menghubungkan Pulau Rupat (Provinsi Riau) dengan Melaka terus diikhtiarkan untuk terwujud.
12. Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau adalah gerbang terdepan Indonesia wilayah barat yang berhadapan langsung dengan Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
III. Rekomendasi
Berpijak dari pokok-pokok pemikiran tersebut, Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR) menyampaikan rekomendasi berikut :
1. Mendukung sepenuhnya pembentukan KODAM di Provinsi Riau. 2. Mengusulkan beberapa alternatif nama KODAM:
➢ KODAM LANCANG KUNING ➢ KODAM HANG TUAH ➢ KODAM SULTAN SYARIF KASIM II ➢ KODAM TUANKU TAMBUSAI
Atas pokok-pokok pikiran dan rekomendasi ini FKPMR Berharap dapat sebagai pertimbangan dalam pembentukan KODAM di Provinsi Riau.***
Penulis: Ady, Editor: Alseptri Ady