Investor Belanda dan Timur Tengah akan Hilirisasi Kelapa Meranti

Investor Belanda dan Timur Tengah akan Hilirisasi  Kelapa Meranti
Bupati Kepulauan Meranti AKBP (Purn) H. Asmar bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Ifwandi, melakukan pertemuan dengan perwakilan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Roemah Kelapa Indonesia (RoeKI) di Kampus IPB

BOGOR, AmiraRiau.com- Bupati Kepulauan Meranti AKBP (Purn) H. Asmar bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Ifwandi, melakukan pertemuan dengan perwakilan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Roemah Kelapa Indonesia (RoeKI) di Kampus IPB, Jawa Barat, Jumat (23/5/2025).

Bupati Asmar mengatakan, pemerintah kabupaten sedang berupaya membangun dan memperkuat peran dalam pengembangan sistem pangan yang berkelanjutan. 

"Kita menjalin kerja sama yang difokuskan untuk pengembangan pangan berbasis potensi lokal (ecoregion) dan keragaman pangan (agrobiodiversity) di Kabupaten Kepulauan Meranti," ujar Asmar. 

Hal itu sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Potensi Sumber Daya Lokal. 

Melalui RoeKI dan Cooperation Internationale en Recherche Agronomique pour le Development (Cirad), Pemkab Meranti berharap dapat menarik investasi guna pengembangan hilirisasi kelapa yang menjadi salah satu potensi perkebunan di daerah.

"Tentunya jika ini berhasil, akan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani kelapa kita dan bermuara pada pendapatan asli daerah (PAD) yang sangat kita butuhkan dan membantu menurunkan kemiskinan ekstrem di Meranti," katanya. 

Asmar juga meminta kepada petani kelapa yang ada di Meranti untuk mempertahankan perkebunan kelapa yang ada dan terus meningkatkan kualitas serta hasilnya. 

"Ke depan tidak tertutup kemungkinan harga kelapa terus meningkat, mengingat pemerintah sangat komit terhadap hilirisasi kelapa, hingga berbagai macam turunannya," sebut Asmar. 

Kepala DKPP Kepulauan Meranti, Ifwandi, pihak RoeKI sudah pernah turun langsung melihat potensi kelapa yang ada di Kepulauan Meranti. 

"Mereka sangat tertarik dengan kondisi geografis dan potensi kelapa kita, dan siap bekerja sama untuk hilirisasi dan juga peremajaan kelapa yang sudah ada," jelasnya. 

Lebih jauh diungkapkan Ifwandi, RoeKI sebagai pihak yang mempertemukan petani dan industri, telah menyampaikan adanya ketertarikan investor dari berbagai negara untuk peremajaan dan hilirisasi kelapa di Meranti. Mulai dari daging kelapa, air, tempurung dan juga sabut kelapa. 

"Yang sudah menyatakan minat itu ada investor dari Belanda dan Timur Tengah, ini akan dilakukan penandatanganan kerja sama. Tapi sebelumnya kita akan membahas dulu dengan berbagai OPD terkait," sebutnya. 

"Setelah itu selesai, maka dilakukan penandatanganan dan segera action di Bulan Juni ini. Akan dibuatkan pabrik nantinya, tergantung dari para investor yang akan menanamkan modalnya," tambah Ifwandi. 

Tidak hanya kelapa, rencananya juga akan dikembangkan sistem tumpang sari dengan tanaman nenas dan jagung yang diperkirakan memiliki lahan sekitar 8.000 hektar untuk replanting kelapa. Dengan komposisi 4.000 hektar nenas dan sisanya jagung.

Ikut dalam pertemuan yang berlangsung di Pusat Studi Pembangunan Pertanian IPB itu, Ketua PSP3 IPB Prof. Jaenal Effendi beserta jajarannya, Prof. Muladno, Prof. Lala Kolopaking dan Prof Sugeng Hari Wisudo. Ada juga Roemah Kelapa Indonesia dan Regional Director  Agricultural Research for Development (Cirad), Roda  Jean Marc.***

#Berita Meranti

Index

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index