Pemimpin Baru Thailand

Pemimpin Baru Thailand

 Oleh Hasrul Sani Siregar, MA

KERAJAAN Thailand telah menyetujui Anutin Charnvirakul sebagai Perdana Menteri baru Thailand menggantikan Paetongtarn Shinawatra sebagai Perdana Menteri Thailand. Anutin adalah seorang taipan dan sudah lama malang melintang dalam pemerintahan Thailand. Parlemen Thailand telah menyetujui, Anutin Charnvirakul sebagai Perdana Menteri baru Thailand. Anutin Charnvirakul yang berusia 58 tahun merupakan memimpin Partai Bhumjaithai yang sebelumnya menjabat di berbagai posisi pemerintahan Thailand, diantaranya sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Kesehatan. Namun ia mungkin paling terkenal sebagai perancang dekriminalisasi ganja Thailand pada tahun 2022. 

Anutin menjadi pemimpin ketiga kerajaan dalam dua tahun terakhir, tetapi telah mengambil alih kekuasaan dengan dukungan koalisi dengan syarat pembubaran parlemen dalam waktu empat bulan untuk mengadakan pemilihan umum baru. Anutin juga dikenal taipan konstruksi konservatif Thailand. Anutin menggulingkan partai Pheu Thai yang berhaluan populis dari dinasti Shinawatra, mantan Perdana menteri Thailand sebelumnya, Paetongtarn Shinawatra, dipecat oleh Mahkamah Konstitusi karena pelanggaran etika.

Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini, Thailand telah beberapa kali terjadinya kudeta. Kudeta menjadi tradisi dalam setiap pergantian pemerintahan. Dalam kurun waktu tersebut, Thailand telah mengalami dua kali kudeta militer terhadap dinasti Shinawatra. Pertama, pada 19 September 2006, terhadap pemerintahan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang mendapat dukungan oleh raja Thailand yang menjadi simbol negara. Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra dipilih oleh rakyat secara demokratis dalam pemilihan umum yang juga mendapat pantauan dari dunia internasional. Ketidakpuasan di dalam negeri atas kepemimpinan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra tersebut, militer melakukan kudeta militer ketika  Thaksin Shinawatra berada di luar negeri. 

Kudeta militer kedua dilakukan pada 22 Mei 2014 oleh pimpinan Angkatan Darat, Jenderal Prayuth Chan-ocha terhadap pemerintahan Perdana Menteri Yingluch Shinawatra yang merupakan adik perempuan Thaksin Shinawatra. Oleh sebab itu Thailand tak terlepas dari kudeta militer. Dengan kudeta militer tersebut, membuktikan sekali lagi bahwa militer sangat dominan untuk mengintervensi dan mengontrol pemerintahan sipil. Sewaktu-waktu militer siap untuk menggulingkan pemerintahan sipil yang dianggap oleh militer bahwa pemerintahan sipil tidak dapat mengontrol keadaaan dalam hal menjaga stabilitas dan ketentraman negara. Namun 5 tahun belakangan ini, kudeta militer sudah tidak lagi menjadi tradisi politik di Thailand. 

Naiknya anak bungsu Thaksin Shinawatra yaitu Paetongtarn Shinawatra menjadi Perdana Menteri Thailand tidak melalui kudeta militer. Ia menggantikan Perdana Menteri Srettha Thavisin yang diberhentikan oleh Mahkamah Konstitusi Thailand yang  menyalahi konstitusi dengan mengangkat bekas narapidana sebagai menterinya. Paetongtarn adalah anak bungsu dari tiga bersaudara Thaksin Shinawatra. Tidak sampai satu tahun menjabat sebagai Perdana Menteri Thailand. Paetongtarn Shinawatra yang merupakan anak dari mantan perdana menteri Thailand, Thaksin Shinawatra yang menjadi perempuan kedua yang menjadi Perdana Menteri Thailand setelah Yingluck Shinawatra.  

Paetongtarn Shinawatra yang menjadi Perdana Menteri Thailand bukanlah dari kalangan pemerintahan. Masalah ekonomi, politik dan stabilitas politik menjadi tugas utama dari Perdana Menteri Thailand tersebut. Masalah kudeta militer dan intervensi pengadilan menjadi tugas yang berat bagi Paetangtarn Shinawatra yang empat pemerintahan sebelumnya menjadi persoalan dalam kehidupan politik di Thailand. Namun sayang, Mahkamah Konstitusi Thailand memberhentikan sebagai Perdana Menteri Thailand akibat pelanggaran etika. Dengan demikian runtuhlah sudah dinasti Sinawatra di Thailand. 

Diberitahukan bahwa Paetongtarn Shinawatra telah melanggar etika dalam panggilan telepon yang bocor ke publik. Ia terlibat percakapan telfon dengan mantan perdana menteri Kamboja, Hun Sen yang menyangkut hubungan negara dan tunduk dengan Kamboja. Bocornya percakapan telfon tersebut, telah membuat publik Thailand marah. Rekaman percakapan Paetongtarn Shinawatra tersebut dengan mantan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen telah memicu kemarahan masyarakat Thailand dan mengguncang koalisi pemerintahan Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra.***

(Hasrul Sani Siregar, MA. Penulis: Alumni Ekonomi-Politik Antarabangsa, IKMAS, UKM Malaysia/Widyaiswara di BPSDM Provinsi Riau

 

#Opini Hasrul Sani Siregar

Index

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index