Timor Leste dan Xanana Gusmao

Timor Leste dan Xanana Gusmao

Oleh
Hasrul Sani Siregar, MA
Widyaiswara di BPSDM Provinsi Riau/
Alumni Hubungan antarabangsa  IKMAS, UKM Selangor Malaysia

KONFERENSI Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-46 tahun 2025 di Kualalumpur, Malaysia baru saja usai. Ada yang menarik dalam KTT ASEAN ke-46 di Kualalumpur tersebut yaitu hadirnya tokoh politik Timor Leste yang sekaligus menjabat sebagai Perdana Menteri Timor Leste yang beberapa kali telah dijabat oleh beliau yaitu Xanana Gusmao. Sebagai Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao langsung memimpin delegasi Timor Leste untuk ikut dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Kualalumpur Malaysia tersebut. Status Timor Leste dalam KTT tersebut masih sebagai pengamat dan terus berkomitmen untuk menjadi anggota penuh ASEAN. Xanana Gusmao termasuk tokoh yang cukup kontroversial hingga Timor Leste merdeka. Xanana Gusmao menjabat sebagai Perdana Menteri Timor Leste sejak tahun 2023 yang sebelumnya juga pernah menjadi Perdana Menteri Timor Leste pada tahun 2007 hingga tahun 2015. Sosok xanana Gusmao tidak asing lagi bagi Indonesia yang mana dulunya Timor Timur menjadi bagian dari Indonesia sebelum merdeka dan berganti dengan Timor Leste. Secara sejarah xanana gusmao memiliki kedekatan dengan Indonesia.

Sosok Xanana Gusmao tidak bisa dilepaskan dari perjuangan Timor Leste menjadi negara merdeka lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Xanana Gusmao merupakan tokoh sentral dalam perjuangan kemerdekaan. Sebagaimana diketahui bahwa, sebelum menjadi negara merdeka, Timor Leste bernama Timor Timur yang menjadi bagian dari Provinsi ke-27 dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perjuangan Xanana Gusmao sebagai tokoh sentral dalam perjuangan kemerdekaan Timor Leste tidak diragukan lagi. 

Sebelum Timor Timur merdeka, negara tersebut menjadi bagian dari Provinsi ke-27 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lebih kurang 23 tahun, terhitung sejak tanggal 17 Juli 1976 hingga 30 Agustus 1999, Timor Timur menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada 30 Agustus 1999 diadakan referendum (pemungutan suara) yang akhirnya Timor Timur menginginkan pisah dari Indonesia. Referendum sendiri di mediasi oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang juga disaksikan oleh Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia saat referendum dilaksanakan.

Hasil referendum di Timor Timur yang ketika itu masih menjadi bagian dari Indonesia menunjukkan bahwa 79% rakyat Timor Timur menginginkan kemerdekaan dan pisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sedangkan 21% rakyat Timor Timur tetap menginginkan menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan status otonomi yang seluas-luasnya. Dalam referendum tersebut 2 opsi dipilih oleh rakyat Timor-Timur yang pertama opsi merdeka dan pisah dari Indonesia dan opsi kedua tetap menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan status otonomi yang seluas-luasnya. Sebelum Timor-Timur merdeka, Portugal menyebutnya sebagai “Provincia Ultramarina” (Provinsi Seberang Lautan) dan dinyatakan sebagai “Integral Part of Portugal”. Setelah pisah dari Indonesia nama Timor Timur berganti nama dengan Timor Leste (Republik Democratik Timor Leste atau Timor Lorosa’e).

Secara de facto, Timor Leste merdeka pada 30 Agustus 1999, setelah referendum dilaksanakan dan secara de facto pula, Timor Leste telah memiliki wilayah, penduduk (rakyat) serta memiliki pemerintahan sendiri, walaupun ketika itu, Pemerintahan di Timor Leste masih bersifat transisi yang dijalankan oleh badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yaitu “The United Nations Transitional Administration in Timor Leste” (UNTAET). UNTAET bertugas dan bertanggung-jawab selama masa transisi hingga terbentuknya Konstitusi Timor Leste pada 24 Maret 2002. Presiden pertama yang terpilih yaitu bekas pemimpin FRETILIN yaitu Xanana Gusmao pada 14 April 2002. Secara de jure, Timor Leste diakui oleh dunia internasional pada 20 Mei 2002 dan seterusnya menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada 27 September 2002. 

Xanana Gusmao mengundurkan diri menjadi Perdana Menteri Timor Leste yang telah dijabatnya sejak Agustus 2007 hingga tahun 2015. Dan di tahun 2023 terpilih kembali menjadi Perdana Menteri hingga sekarang. Sebelumnya pula, Xanana Gusmao menjadi Presiden pertama Timor Leste sejak negara tersebut merdeka pada 20 Mei 2002. Xanana Gusmao menjadi Presiden hingga pada Mei 2007 dan setelah itu menjadi Perdana Menteri hingga mengundurkan diri. Alasan utama pengunduran diri Xanana Gusmao sebagai Perdana Menteri Timor Leste adalah ingin memberikan kesempatan kepada generasi muda Timor Leste untuk memimpin negara Timor Leste.***

#Opini Hasrul Sani Siregar

Index

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index