Totalitas Layanan Balai Rehabilitasi BRSAMPK Kemensos di Pekanbaru

Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Kementerian Sosial yang berada di Pekanbaru tetap melaksanakan layanan meski pandemi belum juga usai.

Pekanbaru (AmiraRiau.com) – Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Kementerian Sosial yang berada di Pekanbaru tetap melaksanakan layanan meski pandemi belum juga usai.

Rinai hujan siang itu tak menyurutkan semangat anak-anak di balai rehabilitasi ini. Hadi, salah satunya. Ia sedang membuat lampu malam dengan asiknya. Tatapannya nanarnya tersamar dengan cahaya lampu yang berhasil ia buat.

“Saya senang ada di sini. Hidup saya juga teratur. Saya bisa membuat lampu malam, rak bunga, dan banyak lagi,” tuturnya.

“Setiap subuh kami sholat berjamaah dilanjutkan dengan bimbingan rohani. Para pengasuh di sini juga sayangat menyayangi kami,” lanjut Hadi.

Sambil menahan air mata, Hadi menuturkan keinginannya untuk sembuh dan bebas dari narkoba. Perawakannya yang ideal akan membuat siapapun orang di hadapannya untuk bersimpati.

Hadi, salah satu korban. Awalnya ia tak tau menau dunia kelam itu sampai akhirnya ia terpengaruh lingkungan yang rusak.

“Hadi adalah salahsatu Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) yang kami bina. Ia adalah anak berprestasi, karena pengaruh lingkinganlah ia akhirnya terjerumus penyalahgunaan narkoba,” terang Yustisia, pekerja sosial Balai BRSAMPK.

Saat ini Senin (23 /11/2020) ada 25 anak yang menerima layanan di balai rehabilitasi tersebut yang berasal dari 15 kluster. Masing-masing adalah 10 orang anak perempuan, 3 diantaranya bayi, dan sisanya adalah laki-laki. Sejauh ini sudah 15 bayi yang lahir saat orang tuanya menjalani pendampingan di sini.

Balai rehabilitasi yang berada di Jalan Sekolah, Rumbai, Pekanbaru ini melayani Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) anak korban, bayi korban, dan Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK).

“Pelayanan semasa pandemi ini memang ada pembatasan mulai dari jam kerja dan sift Work From Home (WFH), namun sudah 2 minggu ini mulaiberjalan normal dengan mengedepankan protokol kesehatan. Yang selama ini ditunda untuk mendapatkan layanan, sekarang bisa normal,” jelas Ahmad Subarkah, Kepala BRSAMPK Kementerian Sosial Pekanbaru.

“Sejauh ini Kegiatan pelatihan masih produktif, ana-anak dikembangkan membuat lampu malam, vas bunga, pelatihan salon, menjahit produk unggulan seperti tanjak dan masker, tata boga, pelatihan las, barber shop, handy craft, pembuatan miniatur. Para penerima layanan tidak hanya mendapatkan pelatihan keterampilan, tetapi juga ditanamkan nilai-nilai moral dan spiritual agar dapat kembali ke masyarakat dengan keadaan baik dan terhindar dari penolakan,” imbuh Ahmad.

Ahmad Subarkah, Kepala BRSAMPK Kementerian Sosial Pekanbaru di samping hasil karya anak-anak semasa menjalani layanan.

Kapasitas balai saat ini dapat menampung 120 orang lebih dengan 12 asrama. Masing-masing asrama bisa menampung 30 orang. Bagi penerima layanan yang baru datang ke balai, akan dilakukan screening awal dengan memeriksa kesehatan dan rapid test. Selanjutnya dilakukan pengawasan khusus untuk menghindari penyebaran Covid-19.

Balai Rehabilitasi (BRSAMPK) Kementerian Sosial Pekanbaru terkesan begitu rapi, bersih, dan indah. Jauh dari kesan menakutkan. Anak-anak di sana diberikan jaminan kesehatan, keamanan, dan sosial mulai dari sandang, pangan, dan vitamin.

Persyaratan anak yang mendapatkan layanan di balai ini adalah anak usia 0-8 tahun, melampirkan surat rujukan dari lembaga perujuk, laporan sosial calon PL/Petikan Putusan Pengadilan, serta foto copy identitas calon PPKS seperti KK, akta kelahiran dan berkas pendukung lainnya. Balai yang diampu oleh 30 orang PNS dan 27 PPNPN ini akan melayani dengan sepenuh hati.

Penerapan layanan Pelayanan yang dilakukan di Balai BRSAMPK ada 3, yaitu pendekatan pada keluarga, melalui komunitas, dan residensial. Dengan diampu 8 orang Pekerja sosial, psikolog, perawat, instruktur agama, pelatih keterampilan, dan pengasuh, Balai BRSAMPK mampu melayani 1900 lebih yang berada di dalam balai maupin di luar.

Pelaksanaan sidang untuk Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), balai secara penuh memfasilitasi baik melakukan pendampingan langsung ke pengadilan maupun secara virtual yang dilaksanakan dari balai ini sendiri.

“Guna memutus mata rantai pandemi Covid-19, beberapa pendampingan sidang kita lakukan secara virtual, selain itu kita selalu melakukan screening awal pada semua anak dan diberi vitamin rutin setiap hari,” tutur Yustisia, pekerja sosial Balai BRSAMPK.

gambar